Menulis ulang kode inklusif

Ini adalah kali ke 4 saya menulis ulang source code dari inklusif, dan sekali lagi saya berharap ini adalah rewrite terakhir. poin utama dari setiap rewrite yang saya kerjakan adalah merubah tech stack dan perubahan tersebut didorong karena saya menemukan kendala atau ketidak cocokan tech stack ditengah prosesnya.

Mungkin cerita saya akan terdengar menggelikan bagi beberapa orang karena saya sering sekali mengatakan bahwa rewrite adalah hal yang haram dilakukan karena itu adalah proses yang mahal. tapi, saya punya pembelaan.

Eksplorasi.

Selain membangun produk, tujuan lain dari development inklusif adalah eksplorasi, dari ke 4 rewrite saya selalu menggunakan tech-stack baru, entah dari level framework hingga bahasa pemograman baru yang saya benar-benar tidak familiar sebelumnya.

Ini adalah cara belajar saya sejak dulu, mencoba banyak framework dan bahasa yang berbeda namun bedanya, kali ini saya gunakan untuk membuat produk yang dapat digunakan oleh orang lain, bukan lagi sebuah pet project.

Saya ingin project ini tidak menjadi project yang kejar tayang, tidak menjadi project yang nantinya malas saya sentuh, dan karena itulah kenapa saya tidak terlalu agresif untuk menambahkan fitur baru, karena saya harus memastikan fitur tersebut dapat saya migrate ketika saya merubah tech-stack.

Tidak Menulis dalam Sebulan

Sejujurnya, saya sudah menulis beberapa tulisan tapi saya sangat malu untuk men-publish tulisan-tulisan itu, saya ingat betul ini adalah perasaan yang sama ketika beberapa tahun yang lalu saya memulai prosess blogging. entah ini hanya perasaan saya atau orang lain juga mengalami fase yang sama saat menulis secara publik dengan topik subjektif atau diary seperti tulisan ini.

Kesimpulan

Kesimpulannya, inklusif telah diperbaharui, beberapa fitur seperti link menjadi missing karena bahkan editornya melalui process rewrite, dan sign-up kembali dibuka.