It's Ok to Skip, No Offense

Adalah sebuah kalimat yang memiliki 2 sisi perspektif, yaitu

  1. Silahkan untuk mengabaikan, tidak ada yang merasa diserang dan tersinggung

  2. Tidak perlu perhatian orang lain, dan tidak perlu menagih untuk diperhatikan

Berikut adalah penjelasan & penafsiran dari 2 kalimat di atas:

"Silahkan Mengabaikan, tidak ada yang merasa diserang dan tersinggung"

Kalimat ini mengandung arti yang dilihat dari sudut pandang orang yang mengucapkannya atau sudut pandang orang pertama, yang mana maksudnya adalah mempersilahkan orang untuk mengabaikan ke-ada-an dirinya, dan dirinya tidak akan terserang atau mungkin tidak berhak untuk tersinggung.

"Tidak perlu perhatian orang lain, dan tidak perlu menagih untuk diperhatikan"

Pada kalimat ini, potongan kalimat sebelum koma, "Tidak perlu perhatian orang lain", sudah cukup jelas maksudnya, dari sudut pandang sama seprti kalimat pertama di atas, namun fokusnya adalah dirinya sendiri, lalu potongan berikutnya bermaksud untuk menyadarkan diri tidak perlu untuk diperhatikan, karena yang perlu memperhatikan dengan kesadaran adalah dirinya sendiri.

Kesimpulan

Keduanya adalah kalimat yang dibutuhkan untuk seseorang yang merasa bernilai ketika diperhatikan orang lain, padahal itu hanyalah tipuan hormon dopamine yang memang menjadi instant gratification di masa kini, tentunya hal tersebut membuat kecanduan atau lebih ekstrimnya bisa jadi sakau akan hormon, dan pada umumnya seseorang yang kecanduan akan merasakan sakit jika tidak mendapat asupan hormon yang mudah di dapat tersebut.

Pada kenyataannya kehidupan normal, manusia sewajarnya berusaha dulu lalu menikmati hasil, semisal jika konteksnya adalah perhatian publik, maka buat karya sebaik & sebagus mungkin, yang mana dalam prosesnya hal itu membutuhkan dedikasi waktu, keringat, kesungguhan serta fokus yang tinggi, yang mana setiap masing-masing orang sudah memiliki keunikan kapabilitasnya sendiri, meskipun hidup memaksa untuk menyimbangkan manusia yang kadang terlalu menjalani hidup atau berpandangan dengan spektrum, entah kanan, tengah kanan ataupun kiri, tengah kiri.

Namun tidak sepenuhnya demikian dampak social media yang salah satunya membuat orang mudah mendapatkan instan gratifikasi, dalam memanfaatkannya harus sesuai dengan kewajaran bagaimana manusia berusaha dan mendapatkan hasil pada umumnya, yaitu fokus pada berposes dalam berkarya untuk hasil yang sebaik dan semaksimal mungkin, tidak perlu "menagih" hasil tapi nikmatilah hasil yang akan datang.

𝑨𝒅 𝒊𝒎𝒑𝒐𝒔𝒔𝒊𝒃𝒊𝒍𝒊𝒂 𝒏𝒆𝒎𝒐 𝒐𝒃𝒍𝒊𝒈𝒂𝒕𝒖𝒓

"tidak seorang pun dapat diwajibkan melakukan hal yang mustahil"

@consciousness_dev